Kamis, 21 Oktober 2010

PEDAGANG DADAKAN DI ASRAMA HAJI PONDOK GEDE

Ketika saya menjenguk saudara saya di Asrama Haji Pondok Gede sebelum keberangkatannya ke Madinah Mekkah, ternyata di lapangan parkir banyak sekali pedagang-pedagang dadakan yang berjualan berbagai dagangan seperti busana muslim, minyak wangi, mainan, buah-buahan, peci, makanan minuman dan berbagai jenis dagangan lainnya.

Ternyata setelah saya bertanya dengan pedagang mainan di sana, memang setiap setahun sekali di Asrama haji Pondok Gede banyak pedagang dadakan yang berjualan untuk mencari rezeki dan mendapatkan pendapatan yang lumayan besar pada saat bulan keberangkatan haji.

Pada bulan lain selain bulan keberangkatan haji, kata si pedagang mainan, penjual tidak sebanyak seperti di bulan keberangkatan haji, hanya ada segelintir pedagang, sedangkan saat ini banyak saingan.

Waktu jualan mereka pun di tambah, biasa di bulan lain hanya sampai sore, di bulan keberangkatan haji waktu mereka berjualan hingga malam hari. Pada saat itu saya datang ke sana pada malam hari dan memang, walaupun sudah malam, masih banyak penjual yang berdagang.

Saya mengambil beberapa foto pedagang dadakan di Asrama Haji Pondok Gede, ini foto-fotonya, maav kalo gambarnnya agak buram dan goyang, karena saya tidak bawa kamera, hanya pakai kamera foto, jadi hasilnya kurang bagus deh,, hehe

Sabtu, 09 Oktober 2010

BEAUTIFUL CAKE

Bahan dan Alat :

  • 1 dus sereal Corn Flakes
  • 2 batang coklat batangan
  • Cup kue ukuran paling kecil secukupnya
  • Spikel secukupnya
  • Wadah sedang
  • Panci kecil

Cara membuat :

  • - Masukkan ½ bungkus Corn Flakes ke wadah sedang
  • - Masukkan 1 buah coklat batangan ke dalam panci yang di panaskan
  • - Aduk coklat sampai mencair
  • - Apabila coklat sudah mencair
  • - Tuangkan / Campurkan coklat cair ke Corn Flakes yang sudah di tuang ke dalam wadah yang tadi
  • - Aduk sampai Corn Flakes berlumur coklat
  • - Setelah sudah rata semua,
  • - Tuangkan Corn Flakes tersebut ke dalam cup kecil, sebaiknya menggunakan sendok teh. Dan cukup 1 sendok saja menuangkan ke dalam cup kecil agar mendapatkan hasil yang baik, karena apabila terlalu penuh, hasilnya kurang memuaskan.
  • - Segera taburkan Spikel di atas Corn Flakes yang sudah di masukkan ke dalam cup-cup
  • - Setelah menuangkan Corn Flakes ke dalam cup-cup kecil dan di taburi spikel tersebut, segera masukkan ke dalam kulkas, agar kue menjadi membeku.
  • - Setelah itu keluarkan kue dari kulkas, tata kue di tempatnya dan
  • - Kue siap di sajikan

Catatan :

  • - Untuk Corn Flakes yang masih ½ dus tadi, ulangi lagi seperti cara di atas
  • - Jangan terlalu lama memasukkan kue ke cup-cup karena, apabila terlalu lama, coklat dan Corn Flakes sudah tidah menyatu atau tidak menempel dan kue tidak berbentuk di dalam ke cup

PERKEMBANGAN KOPERASI DI INDONESIA DAN PERKEMBANGAN KOPERASI DI LUAR NEGERI

1. Perkembangan Koperasi di Indonesia

Menurut pendapat saya perkembangan koperasi di Indonesia yaitu Pertumbuhan koperasi di Indonesia dimulai sejak tahun 1896 (Ahmed 1964, h. 57) yang selanjutnya berkembang dari waktu ke waktu sampai sekarang. Jikalau pertumbuhan koperasi yang pertama di Indonesia menekankan pada kegiatan simpan-pinjam (Soedjono 1983, h.7) maka selanjutnya tumbuh pulakoperasi yang menekankan pada kegiatan penyediaan barang-barang konsumsi dan dan kemudian koperasi yang menekankan pada kegiatan penyediaan barang-barang untuk keperluan produksi. Pertumbuhan koperasi di Indonesia dipelopori oleh R. Aria Wiriatmadja patih di Purwokerto (1896), mendirikan koperasi yang bergerak dibidang simpanpinjam. Kegiatan R Aria Wiriatmadja dikembangkan lebih lanjut oleh De Wolf Van Westerrode asisten Residen Wilayah Purwokerto di Banyumas. Ketikaia cuti ke Eropa dipelajarinya cara kerja wolksbank secara Raiffeisen(koperasi simpan-pinjam untuk kaum tani) dan Schulze-Delitzsch (koperasi simpan-pinjam untuk kaum buruh di kota) di Jerman. Selanjutnya Boedi Oetomo yang didirikan pada tahun 1908 menganjurkan berdirinya koperasi untuk keperluan rumah tangga. Demikianpula Sarikat Islam yang didirikan tahun 1911 juga mengembangkan koperasiyang bergerak di bidang keperluan sehari-hari dengan cara membuka toko toko koperasi. Selanjutnya didirikanlah Bank Rakyat ( Volkscredit Wezen ). Berkaitan dengan masalah Peraturan Perkoperasian, maka pada tahun 1927 di Surabaya didirikan “Indonsische Studieclub” Oleh dokter Soetomo yangjuga pendiri Boedi Oetomo, dan melalui organisasi tersebut beliaumenganjurkan berdirinya koperasi. Kegiatan serupa juga dilakukan oleh Partai Nasional Indonesia di bawah pimpimnan Ir. Soekarno, di mana padatahun 1929 menyelenggarakan kongres koperasi di Betawi. Keputusan kongres koperasi tersebt menyatakan bahwa untuk meningkatkankemakmuran penduduk Bumi Putera harus didirikan berbagai macam koperasi di seluruh Pulau Jawa khususnya dan di Indonesia pada umumnya.

Tabel 1

Tahun

Jml. Koperasi

Jml. Anggota

1930

39

7.848

1931

133

13.725

1932

172

14.134

Sumber : Sepoeloeh Tahoen Koperasi

Perkembangan koperasi semenjak berdirinya Jawatan Koperasi tahun 1930 menunjukkan suatu tingkat perkembangan yang terus meningkat. Jikalau pada tahun 1930 jumlah koperasi 39 buah, maka pada tahun 1939jumlahnya menjadi 574 buah dengan jumlah anggota pada tahun 1930 sebanyak 7.848 orang kemudian berkembang menjadi 52.555 orang. Sedang kegiatannya dari 574 koperasi tersebut diantaranya 423 kopersi (=77%) adalah koperasi yang bergerak dibidang simpan-pinjam (Djojohadikoesoemo,1940 h.82) sedangkan selebihnya adalah kopersi jenis konsumsi ataupun produksi. Dari 423 koperasi simpan-pinjam tersebut diantaranya 19 buah adalah koperasi lumbung. Adapun data perkembangankoperasi dari tahun de tahun dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2

Tahun Jml. Koperasi Jml. Anggota Jml Simpanan

1930 39 7.848 f. 101.296

1931 133 13.725 f.194.578

1932 172 14.134 f.264.184

1933 233 18.444 f.317.613

1934 263 18.845 f.375.577

1935 299 19.298 f.306.317

1936 324 20.544 f.302.399

1937 410 28.999 f.5703182

1938 540 40.491 f.633.082

1939 574 52.555 f.850.671

Sumber : Sepoeloeh Tahoen Koperasi

Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, dengan tegas perkoperasian ditulis di dalam UUD 1945. DR. H. Moh Hatta sebagai salah seorang “Founding Father” Republik Indonesia, berusaha memasukkan rumusan perkoperasian di dalam “konstitusi”. Sejak kemerdekaan itu pula koperasi di Indonesia mengalami suatu perkembangan yang lebih baik. Pasal 33 UUD 1945 ayat 1 beserta penjelasannya menyatakan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan. Dalam penjelasannya disebutkan bahwa bangun perekonomian yang sesuai dengan azas kekeluargaan tersebut adalah koperasi. Di dalam pasal 33 UUd 1945 tersebut diatur pula di samping koperasi, juga peranan daripada Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Swasta.

Pada akhir 1946, Jawatan Koperasi mengadakan pendaftaran koperasi dan tercatat sebanyak 2500 buah koperasi di seluruh Indonesia. Pada tanggal 12 Juli 1947 diselenggarakan kongres koperasi se Jawa yang pertama di Tasikmalaya. Dalam kongres tersebut diputuskan antara lain terbentuknya Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia yang disingkat SOKRI; menjadikan tanggal 12 Juli sebagai Hari Koperasi serta menganjurkan diselenggarakan pendidikan koperasi di kalangan pengurus,pegawai dan masyarakat. Selanjutnya pada tanggal 15 sampai dengan 17 Juli 1953 dilangsungkan kongres koperasi Indonesia yang ke II di Bandung. Keputusannya antara lain merubah Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI) menjadi Dewan Koperasi Indonesia (DKI). Di samping itu mewajibkan DKI membentuk Lembaga Pendidikan Koperasi dan mendirikan Sekolah Menengah Koperasi di Provinsi-provinsi. Keputusan yang lain ialah penyampaian saran-saran kepada Pemerintah untuk segera diterbitkannya Undang-Undang Koperasi yang baru serta mengangkat Bung Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia.

Pada tahun 1956 tanggal 1 sampai 5 September diselenggarakan Kongres Koperasi yang ke III di Jakarta. Keputusan KOngres di samping halhal yang berkaitan dengan kehidupan perkoperasian di Indonesia, juga mengenai hubungan Dewan Koperasi Indonesia dengan International

Cooperative Alliance (ICA).

Tabel 3

Perkembangan Koperasi Tahun 1940 Sampai Dengan 1959

Jenis Koperasi

Tahun

Jumlah Koperasi

Jumlah Anggota

Jumlah Simpanan

Cadangan

Kantor Pusat ( Sekunder )

1940

15

390

165

-

1956

145

6.807

96.86

18.151

1957

150

7.031

201.99

42.058

1958

216

9.475

343.531

104.535

1959

246

11.717

406.911

33.55

Koperasi Desa (Serba Usaha)

1940

53

2.072

2

-

1956

4.085

969.523

55.185

6.868

1957

4.017

940.134

64.768

9.209

1958

4.75

1.108.944

80.355

10.676

1959

5.390

1.329.450

102.072

13.166

Koperasi Kredit (Simpan Pinjam )

1940

478

41.308

256

-

1956

4.545

624.489

102.299

7.969

1957

4.269

622.049

121.2

10.411

1958

5.526

689.22

171.804

14.01

1959

6.095

756.634

223.018

18.975

Koperasi Lumbung

1940

19

1.291

1

-

1956

637

53.747

1.213

222

1957

491

62.258

1.421

272

1958

531

56.306

2.530

524

1959

1.450

153.536

28.881

7.07

Koperasi Produksi

1940

43

1.973

11

-

1956

1.349

144.524

112.64

20.721

1957

1.213

111.815

152.903

35.122

1958

2.048

168.321

280.167

43.991

1959

1.216

139.063

388.552

55.234

Koperasi Konsumsi

1940

23

640

3

-

1956

840

124.811

18.781

4.497

1957

625

85.371

13.031

1.357

1958

805

113.067

19.440

2.059

1959

1.935

244.137

47.391

3.295

Koperasi Jenis Lain

1940

8

90

3

-

1956

300

124.811

18.781

1.110

1957

1.098

85.371

13.031

3.047

1958

270

113.067

19.440

1.310

1959

272

244.137

47.391

691

Sumber : Statistical Pocketbook of Indonesia, 1961

Ket : Angka-angka Simpanan dan Cadangan Dalam Ribuan Rupiah

Semangat Orde Baru yang dimulai titik awalnya 11 Maret 1996 segera setelah itu pada tanggal 18 Desember 1967 telah dilahirkan Undang-Undang Koperasi yang baru yakni dikenal dengan UU No. 12/1967 tentang Pokok-pokok Perkopersian.

Tabel 4

Perkembangan Keragaan Koperasi Selama Pelita V

No.

URAIAN

1984/1985

1985/1986

1986/1987

1987/1988

1988/1989

Rata-Rata Pertumbuhan

1

Jumlah KUD (Unit)

6.629

6.979

7.35

7.47

7.873

4,33%

2

Jumlah Kop Non KUD (Unit)

19.803

21.124

23.096

23.692

25.451

6,28%

3

Jumlah Anggota KUD (orang)

12.008.000

14.916.000

15.733.000

16.682.000

17.494.000

13,12%

4

Jumlah Anggota Kop Non KUD (orang)

4.396.000

5.370.000

5.845.000

8.863.000

9.668.000

20,10%

5

Jumlah Simpanan (Juta Rp.)

131.958,5

178.088,9

414.995,1

435.745

-

44,64

6

Jumlah Volume Usaha Juta Rp.)

1.490.112,3

2.213.702,9

1.452.955,4

2.218.000

2.214.000

7,43%

7

Jumlah SHU (Juta Rp.)

31.957

32.488

39.445

-

-

19,31%

8

Permodalan (Juta Rp.)

467.572

618.804,5

870.446,8

1.183.807,6

-

23,99%

Sumber Data : Ditjen Bina Lembaga Koperasi

Untuk mewujudkan demokrasi ekonomi seperti yang dikehendaki dalam undang-undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 1 berikut penjelasan, Pola Umum Pelita V juga menyebutkan : “Dalam rangka mewujudkan demokrasi ekonomi, koperasi harus makin dikembangkan dan ditingkatkan

kemampuannya serta dibina dan dikelola secara efisien. Dalam rangka meningkatkan peranan koperasi dalam kehidupan ekonomi nasional, koperasi perlu dimasyarakatkan agar dapat tumbuh dan berkembang sebagai gerakan dari masyarakat sendiri.

2. 2. Perkembangan Koperasi Di Luar Negeri

Menurut pendapat saya dan membaca beberapa sumber , perkembangan koperasi di luar negeri yaitu saya mengambil contoh di Inggris, bagi koperasi di inggris mereka awalnya mempunyai usaha sendiri di bidang konsumsi, namun dengan beranjaknya waktu dan modal usaha mereka, mereka jadikan toko-toko kecil tersebut menjadi sebuah pabrik dan dapat menyediakan perumahan bagi para anggotanya. Dan mengadakan sosialisasi tentang koperasi. pada tahun 1862, Koperasi-koperasi konsumsi di Inggris menyatukan diri menjadi pusat Koperasi Pembelian dengan nama The Cooperative Whole-sale Society, disingkat C. W. S. Pada tahun 1945, C. W. S. telah memiliki sekkitar 200 buah pabrik dan tempat usaha dengan 9.000 pekerja, yang perputaran modalnya mencapai 55.000.000 poundsterling. Sedangkan pada tahun 1950, jumlah anggota Koperasi di seluruh wilayah Inggris telah berjumlah lebih dari 11.000.000 orang dari sekitar 50.000.000 orang penduduk Inggris.

Di Perancis, pada saat Revolusi Perancis menimbulkan kemiskinan dan penderitaan bagi rakyat perancis. Melalui dorongan dari pelopor Charles Forier, Louis Blanc, serta Ferdinand Lasalle, yang menyadari perlunya perbaikan nasib rakyat, para pengusaha kecil di Perancis berhasil membangun Koperasi - koperasi yang bergerak dibidang produksi. Dewasa ini di Perancis terdapat Gabungan Koperasi Konsumsi Nasional Perancis (Federation Nationale Dess Cooperative de Consommation), dengan jumlah Koperasi yang tergabung sebanyak 476 buah. Jumlah anggotanya mencapai 3.460.000 orang, dan toko yang dimiliki berjumlah 9.900 buah dengan perputaran modal sebesar 3.600 milyar franc/tahun.

Di Amerika Serikat, Menurut catatan, jumlah Koperasi yang tumbuh antara tahun 1863-1939, berjumlah 2600 buah. Sekitar 57% dari Koperasi-koperai ini mengalami kegagalan. Hal tersebut tidak jauh dari koperasi di Inggris. Dalam periode 1909-1921, sekitar 52% dari seluruh pekumpulan Koperasi pertanian yang ada telah bekerja secara efektif. Dalam perkembangannya, ada banyak jenis Koperasi yang berkembang di Amerika Serikat. Di daerah pedesaan antara lain dikenal adanya Koperasi Asuransi Bersama, Koperasi Llistrik dan Telepon, Koperasi Pengawetan. Hal tersubut terjadi dengan signifikan di karenakan pada tahun 1908 Presiden Theodore Rosevelt mengemukakan dalam laporannya bahwa salah satu kebutuhan utama masyarakat pedesaan ialah kerjasama yang efektif diantara para petani untuk mempersatukan usahanya pada tingkat yang sesuai kepentingan bersama. Makanan, Koperasi Simpan-Pinjam dan Koperasi Penyediaan Benih. Sedangkan Koperasi-koperasi di perkotaan seringkali menyelenggarakan toko-toko eceran. Koperasi kredit dan Koperasi Perumahan juga banyak ditemukan dikota-kota, di Amerika Serikat juga berkembangKoperasi Rumah Sakit dan Koperasi Kesehatan.